Tujuan pengelolaan pekerjaan konstruksi adalah untuk membangun suatu fasilitas fisik dengan tepat waktu, tepat mutu dan tepat doku. Pada saat tertentu, pemilik poyek harus meningkatkan beberapa aspek untuk mempercepat aspek lain yang sebelumnya mungkin tertinggal.
Dalam daur hidup proyek, masa konstruksi fisik memiliki keunikan tersendiri. Selain harus memahami gambar rencana, proyek harus dapat memutuskan metode kerja yang sesuai dengan hasil akhir. Hal ini sangat berpengaruh terhadap gaya belanja proyek, peralatan yang dibutuhkan, hingga durasi yang direncanakan. Sebagaimana yang disebutkan di awal, dengan pengelolaan kualitas dan belanja yang baik, diharapkan proyek dapat selesai tepat waktu.
Dengan terus berkembangnya pasar konstruksi, bertambahnya penyedia jasa dan pemasok, mulai terlihat beberapa celah yang ternyata menjadi resiko besar dalam bisnis kontruksi. Termasuk diantaranya adalah isu keselamatan kerja dan penurunan produktivitas. Keselamatan kerja adalah rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah upaya dari suatu perusahaan untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut, serta upaya untuk mencegah bahaya yang dapat mengancam keselamatan karyawan saat bekerja.
Keselamatan kerja dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya lokasi pekerjaan, keterampilan pekerja, dan material dan metode kerja yang digunakan. Lokasi pekerjaan bukan hanya terkait pekerjaan, namun juga termasuk penerangan, kondisi peralatan, identifikasi barang, hingga factor alami di lokasi pekerjaan. Termasuk curah hujan yang tinggi, lalu lintas, hingga kerentanan kondisi tanah proyek. Hal ini kadang kala perlu mendapat perhatian berkala.
Dari sisi pekerja, berkembangnya pasar konstruksi cukup menarik untuk menjadi sumber pendapatan. Hal ini mengakibatkan banyaknya tenaga yang belum berpengalaman di lapangan. Resiko ini perlu dikelola dengan pembinaan bagi tenaga kerja di lapangan, namun hal ini jarang menjadi perhatian dalam pekerjaan di lapangan. Termasuk penanaman pentingnya keselamatan bagi pekerja dan pekerjaan yang dilakukan.
Aspek yang tidak kalah pentingnya adalah material dan metode kerja yang akan dilaksanakan. Dengan tenaga kerja yang belum terlalu banyak pengalaman, beberapa detail pemasangan menjadi hal yang meragukan dan dapat menunda pekerjaan. Hal ini diperparah dengan menggunakan material yang kualitasnya belum diketahui pasti, serta cara pemasangan yang tidak umum. Oleh karenanya, pemakaian peralatan yang sudah menjadi suatu system untuk setiap item pekerjaan, diharapkan mampu mendukung terwujudnya keselamatan kerja. Selain itu, spesialis peralatan dapat memberikan data yang valid dengan system yang ditawarkan.
Isu lain diluar keselamatan kerja adalah produktivitas pekerjaan. Makna pokok dari produktivitas kerja adalah kemampuan seorang tenaga kerja dalam menghasilkan sesuatu di dalam pekerjaannya. Motivasi merupakan aspek utama dalam meningkatkan produktivitas yang timbul dari diri karyawan untuk bekerja sebaik mungkin. Namun hal ini dapat didukung dengan memberikan rasa aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya tanpa ada resiko yang dapat mengancam keselamatan jiwanya, selain itu karyawan juga akan senang karena mereka merasa diperhatikan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
Oleh karena itu, meningkatkan keselamatan kerja juga sangat berpengaruh dengan produktivitas dan kecepatan kerja. Hal ini mulai menjadi perhatian utama, khususnya untuk 3 hal diatas, yaitu pengelolaan lokasi kerja, pengarahan bagi pekerja dan penggunaan peralatan sebagai suatu system. Termasuk dengan peralatan pada pekerjaan perancah (Shoring) dan bekisting (formwork). Harapan ini yang menjadi semangat PT. Zulin, we appreciate your business.